Tuesday, December 23, 2014

Festival of Lights, Berlin Philharmonie etc

Pas banget di Berlin ada Festival of Lights. Jadi beberapa main attraction akan dihiasi oleh permainan lampu dengan batuan para artis audiovisual yang profesional. Kita nyempatin diri nonton di Bradenburg Gate tapi gak lama lantaran udah harus jalan nonton Berlin Philharmonie Orchestra. Btw ini hari pertama kita nyampe lho jadi sebenarnya lagi capek, jetlag dan agak ngefly. 

Terus kalau nonton Berlin Philharmonie kan pada pakai gaun malam dan jas gitu kan. Gua mah udah males pakai gaun malam, cuma gaun biasa aja dengan long john di dalam karena dingin booo. Kalau yang lain rapi jali mungkin naik mobil pribadi atau taxi, kalau kita dengan hematnya kan naik U Bahn terus lanjut jalan kaki 500 meter :P Sebenarnya gua kan bukan pecinta musik klasik jujur saja tapi hubby sejak SMP katanya koleksi kaset-kaset Berlin Philharmonie ini jadi ya udahlah kalau sudah sampai Berlin disempet2in nonton even kita pilihnya kelas termuraaaah. 

Sedikit cerita tentang etika tonton menonton konser ini, tidak ada yang datang terlambat dan diharapkan tiba sejam sebelum acara dimulai (kita sih mepet 15 menit sebelum acara dimulai dan sudah hampir semuanya duduk rapi).  Ada yang bawa anak-anak tapi anaknya dipakain jas juga dan very well behaved. Ada anak yang seumur Denzel dan bisa duduk diam tak bersuara...ckck.. kebayang Denzel bisa seperti itu. Etika lainnya adalah semua sunyi senyap selama konser, gak ada yang berbisik, gak ada yang main hp, gak ada yang foto (kecuali gua diam-diam foto dari balik kertas acara). Lucunya begitu selesai satu bagian baru deh semuanya tepuk tangan dan batuk batuk. Kayaknya udah ditahan-tahan, jadi pas jeda baru deh batuk beramai-ramai haha...

Konsernya sendiri pasti sangat mengagumkan buat pecinta musik klasik karena gua lihat pada menikmati banget. Gua cukup bisa larut juga meski gak tahu simfoni apa yang lagi dimainkan, yang ironis tuh hubby yang pengen eh pas jeda kedua dia ketiduran dong! Yang langsung gua sikut biar bangun haha... Dua temen kita juga gak tahan ngantuknya langsung pulang bahkan sebelum jeda. Emang kita udah tahu bakalan ngantuk karena tidur hanya sekedarnya di pesawat. Tapi emang hanya itu hari bebas kita, jadwal besok-besoknya sudah full seminar.


Gelap dan kabur gak berani pakai flash
From my seat

Nah balik lagi ke Festival of Lightsnya bener-bener keren lho, kirain cuma permainan lampu saja tapi ternyata lebih dari itu, gua sempet videoin di mana mereka bisa bikin seakan-akan batu di Gate itu terputar satu persatu, berubah posisi even runtuh. Sayang entah kenapa gua gagal melulu upload videonya, padahal filenya sudah dikecilin.



Bradenburger Tor atau Bradenburg Gate ini merupakan pusat kota kota Berlin. Seringkali demo atau pengumpulan petisi dilakukan di sini.
304 pasang sepatu untuk korban ferry Sewol

Tahu mau difoto, cowok ini malah sengaja bergaya buat gua. Perhatikan foto siapa yang ada di dalam toilet. Sebegitu demokratisnya negara Jerman
Berikutnya di daerah sekitar situ kita nemu bangunan aneh yang menarik perhatian, ternyata Memorial untuk orang Yahudi yang terbunuh saat holocaust. Kalau malam percaya deh kesannya menyeramkan banget meskipun banyak yang berkerumun di sana. Karena buru-buru takut telat ke konser, kita gak mampir lama, baru keesokannya datang buat foto-foto lagi deh. Karena baru habis nonton film The Maze Runner, gua merasa beneran di balik maze terutama saat jalan ke bagian tembok yang tinggi. Di area 19.000 meter persegi itu ada sekitar 2000an tembok semen yang disebut stelae. Semuanya berukuran sama yaitu 2 x 1 meter kurang lebih dengan tinggi yang bervariasi antara 20 cm hingga 4,8 meter.
 
 

 Kemudian ada Checkpoint Charlie yaitu pintu perbatasan antara Jerman Timur dan Barat. Charlie sebenarnya hanya kode setelah ada Checkpoint Alpha dan Bravo di tempat lain, tapi Checkpoint Charlie inilah yang paling terkenal saat perang dingin saat itu. Seringkali tank-tank Amerika Serikat berhadap-hadapan dengan tank Uni Soviet di balik sono. Saat ini Checkpoint Charlie menjadi salah satu pusat turisme yang ramai.



Dan terakhir tentunya yang tak boleh dilupakan adalah Berlin Wall yang terkenal. Sepanjang tembok ini ada pertanda untuk setiap korban yang meninggal saat mereka menerobos tembok untuk bertemu dengan orang yang mereka kasihi. Yang gua ingat seorang pemuda yang terpisah dari ibunya, seperti kesetanan tanpa mengindahkan tembakan peringatan meloncat ke atas tembok hanya untuk dihujani peluru bertubi-tubi.




Bangunan yang menghadap barat tembok

Bangunan yang sama di sisi timur tembok
Selama travelling baru kali ini gua melihat kontrasnya satu negara dengan dua ideologi yang berbeda. Juga untuk pertama kalinya melihat, membaca, menonton kekejian dan sejarah kelam dalam kemanusiaan. Satu yang gua saluti adalah Jerman tidak berusaha menutup-nutupi sejarah dan fakta-fakta yang ada  karena bagaimana pun manusia akan lebih manusiawi apabila mau belajar dari kesalahannya.


1 comment:

Post a Comment