Wednesday, August 20, 2014

Tips for Parents Travelling with Toddler

Karena ortunya (baca- mama) suka travelling dan adventure maka jadinya dua bocah sudah terbiasa dibawa dan diangkut kalau masih bayi ke sana sini. Denzel umur 3 minggu sudah dibawa ke pulau Samosir ikut gua tugas. Syukurlah di saat-saat terakhir ada kenalan tetangga teman bokap, seorang ibu-ibu lansia yang bersedia ikut kita ke pedalaman mengasuh Denzel. Petualangan 6 bulan di sana luar biasa dan kapan-kapan akan gua ceritakan.

Baby Denzel with amazing scene #spoiler

umur 16 bulan ke Lombok, umur 21 bulan ke Medan. Ke Makassar sih sudah 3 tahun lebih. Kalau Diaz 5 bulan ke Kyoto, 9 bulan ke Surabaya dan 17 bulan barusan ke Hong Kong. Kalau ke Bandung dan Bogor juga lumayan sering.

Tiap anak daya adaptasi memang beda-beda tapi sebagai ortu, setidaknya ada beberapa hal yang menurut gua bisa mempermudah semua orang termasuk si toddler menikmati perjalanan.

1. Jaga kesehatan toddler sebelum pergi

Sekitar sebulan sebelum travelling gua biasanya lebih lagi memperhatikan gizi anak-anak, bila perlu berikan vitamin dan suplemen. Untuk anak yang alergi dan mudah mendapat infeksi kalau sudah kambuh alerginya, gua ekstra juga menyingkirkan alergen. Khusus Diaz yang alergi debu, ya lebih sering deh menyedot sofa, ranjang dan sudut2 ruangan. Gorden dan AC lebih sering dibersihkan.

Tak lupa, suster diwanti-wanti kalau ke taman, pusat perbelanjaan, mal dan lain-lain kan kadang main tuh sama anak-anak yang lagi batuk pilek. Gua bilang kalau sampai Diaz sakit ya alamat batal liburannya dan sus juga batal deh cutinya:P BS gua sih cukup pinter dan kooperatif jadi gua gak terlalu khawatir soal ini.

Sekedar sharing, saat kita bawa Denzel ke Lombok, hari pertama dia langsung panas tinggi. Firasat gua udah gak enak kok anak ini gak seceria biasa, tahu-tahu begitu mendarat di airport sana , badannya udah rada hangat. Waktu itu mungkin gua juga sibuk dan gak terlalu khawatir karena Denzel sangat jarang sakit, jadinya gak keinget untuk tindakan preventif. Curiganya sih Denzel ketularan teman sekolah minggu.

2. Siapkan obat selengkap mungkin

Gua ke HK cuma bawa dua koper. Satu besar dan satu sedang dengan baju dan kebutuhan anak mendominasi. Tapi khusus obat-obatan gua bawa satu container besar lock n lock. Biarpun obat yang kelihatannya tidak akan kepakai tetap gua bawa just in case... Sharing lagi gua dulu di Lombok cuma bawa obat penurun panas. Setelah kita putuskan beberapa hari kemudian mau diberikan antibiotik karena kondisinya sudah kelihatan infeksi bakteri, kita gak punya akses ke apotik. Sudah tinggalnya di tempat remote pula. Untunglah akhirnya bisa titip teman yang baru mau berangkat dari Jakarta.

3. Stroller

Kalau untuk bayi jelas ada tambahan baby carrier. Untuk toddler sempat gua dan hubby berdiskusi panas soal ini. Kelihatannya dia kapok di Kyoto jadi juru angkat stroller naik turun temple. Nah tapi gua bilang kita kan pergi seharian nih pasti, gak sanggup kalau harus gendongin dia terus dan Diaz saat di Kyoto maupun Surabaya itu bisa tidur nyenyak di stroller lho.

Syukurlah akhirnya kita bawa. Kalau ke Kyoto bawa stroller Elle bekas Denzel kebaret2 gua gak peduli. Pas ke HK ini kita bawa peg perego baru Diaz, sedih deh kebaret- baret tapi jika harus diulang gua tetap akan bawa. Stroller ini memang berat tapi kokoh dan nyaman banget. Diaz bisa tidur 3 jam straight di stroller ini gak peduli kita naik turun MTR, desek2an di trotoar atau kehujanan di Disneyland, dia mah molor terus. Tadinya hubby mau beli Combi 3kg tapi pikir2 kita kan mau taruh tas (dan belanjaan) di handlenya, bisa kebalik atuh.


4.  Makanan

Kalau di rumah makanan Diaz pastilah masih terjaga. garam secukuuupnya, gizi empat sehat lima sempurna. Harus ayam kampung, telur kampung, sayur kalau bisa yang organik.  Jadwal makan terstruktur rapi (kalau ada sus).  Lha kalau pergi harus seperti itu alamat kita semua gak bisa ninggalin apartemen lama-lama dong? Jadinya meski gua bawa beras, cereal dan sebagainya. Semua nyaris gak disentuh.

Gua ingat kata kolega gua, kalau pergi berlibur dan elo masih harus khawatirin gizi anak selama berlibur sebaiknya sekalian gak usah pergi. Kebetulan anak-anaknya termasuk tipe susah makan so kalau liburan mereka end up di restoran fast food yang sebenernya pantang banget bagi dia kalau lagi di Jakarta. Tapi katanya pula, liburan paling banter dan paling lama seminggu sampai 10 hari. Gak pa pa deh untuk jangka waktu itu anak-anak bebas makan apa aja yang penting stres free (maksain anak dan nyuapin anak susah makan adalah hal yang paling membuat mood turun).

Oleh sebab itulah gak heran ya, si Diaz kegirangan banget makan makanan kita mulai dari dimsum, bubur, bakpao, dan kedoyanannya ternyata mie seperti koko. Memang sih Chinese food cocok untuk toddler. Jadi ingat di Lombok pesan sup ayam untuk Denzel aja ternyata pedas banget hiks. Karena juga si Diaz kepo mau makan sendiri seringnya gua kasih mangkuk, mie dan garpu biar dia asyik sendiri sementara mama kalap juga makannya huahaha... Tapi orang sana galak-galak ya, pas kita selesai makan si pelayan berdecak-decak sambil tunjuk-tunjuk lantai marah-marah. Yang ada kita buru-buru kaburrr..

Minum juga sebenarnya kalau di rumah masih air aqua yang direbus tapi kalau pergi-pergi cukup air aqua. Susu juga susu UHT saja! Bahkan kalau si toddler kehausan dan malakin jus juga relakan saja. Masyaolloh panasnya Macau, gua sampai habisin dua gelas jus dan masih berasa haus.


Pertama dapat jus bukan bikinan sendiri
5.   Tempat tinggal
Kalau di hotel ada enaknya kamar dirapiin terus dan dapat breakfast. Tapi kalau stay agak lama sebaiknya di apartemen. Dua anak ini keringatan melulu dan memang HK lagi panas-panasnya jadi mereka sering banget ganti baju, belum lagi Diaz kalau makan, makanan pasti nempel di sekujur baju. Nah, enaknya kalau di apartemen bisa cuci baju. Bisa masak kalau mau meski gua jarang. Tapi pernah darurat sekali, karena hujan papa dan mama gua yang rencananya beliin kita dinner tertahan. Untunglah gua bisa masak dulu di rice cooker dan sementara mereka dengan lahapnya ganjal duluan makan nasi plus abon:)

Di apartemen HK yang meskipun imut luar biasa masih dapat yang 2 kamar plus ruang makan, ruang tamu dan dapur jadi si toddler bisa menjelajah ke sana kemari. Sempet pula keluarin amenities pemilik apartemen yakni semua handuk-handuk, pasta gigi dipencet2in, sabun dan plastik ditebar ke mana-mana.

6.   Turunkan standar

Standar apa nih? Macam-macam tergantung elo orang tua seperti apa? Gua sebenarnya cukup fleksibel tapi kalau di rumah misalnya gua mau pergi, sus sudah tahu jadwal Diaz untuk makan, mandi, tidur, main di taman dsbnya. Gak harus ada jam tepatnya tapi at least terpenuhi, misalnya jangan sampai keasyikan main tidak diajak tidur siang.

Kalau lagi liburan, gua gak ada lagi jadwal2an. Pergi aja paling lambat jam9 pagi, pulang-pulang kemarin paling cepat jam 9 malam, pernah sampai jam 11 malam. Tidur otomatis di stroller. Makan juga kadang lebih cepat atau lebih lambat dari jam makan. Sebalnya restoran yang enak kalau di sana antri parah. Pernah kita ngantri sejam lebih, apa boleh buat. Anak-anak kalau laper kita selalu ganjal dulu dengan roti.

Satu lagi standar kebersihan.  Biasanya setiap anak-anak pegang sesuatu yang kotor pasti gua buru-buru suruh mereka cuci tangan. Duduk di lantai even di mal? Jangan sampai deh. Tapi kalau liburan, anak-anak terutama toddler yang explore sana sini, gak mungkin bentar2 cari wastafel, gak mungkin juga tiap 5 menit pakai cairan pembersih tangan. Yang penting sebelum makan harus cuci tangan aja karena suka colek2 makanannya.

Mainan batu di lantai resto #merem
Di snoopy world malah tertarik mainan daun

Tebar dan mulung daun juga dibiarin asal anaknya happy

7.  Happy Time

Kalau anak sudah lebih besar seperti Denzel mungkin sudah ngerti yang namanya Universal Studios, Disneyland dan sebagainya. Kalau Diaz sih gak mudeng, contoh di atas diajak main di Snoopy World malah asyik mainan daun:) Kita sih ngikutin si toddler aja. Diaz lagi obsesi naik ban jalan (escalator datar) di airport yang mana kita bisa bolak balik 1234 kali selama nunggu boarding di KL dan juga obsesi masuk keluar lift.

Kadang kalau sudah dua jam duduk di stroller, asalkan gak tidur pasti kita turunin kasih jalan sendiri. Emang kadang memperlambat perjalanan atau malah melenceng karena anaknya entah jalan meleng ke mana, gak pa pa deh, kasih waktu sekitar 15 menit atau setengah jam. Kebetulan Diaz ini senang banget deketin orang. Selama diawasin biarin aja meski yang dideketin suka bingung haha..

Suka nunjuk orang, mungkin maksudnya mau kenalan

Si anak cewek salah mengerti, Kirain main angka kali langsung keluar dua jari #bukanpolitik

Yang ini lebih lucu, karena Diaz tunjuk terus, anak ini kasih Diaz tissue yang dipegangnya karena kirain Diaz minta

Kadang kan di mal suka ada tempat main buat anak kecil, wuih happy banget Diaz apalagi kalau ketemu yang bening-bening:)


Main bola bareng yuk... mumpung mommyku lagi sibuk belanja
Serius ngobrolnya
Oh, ya jangan lupa selalu libatkan si koko buat main bareng untuk mempererat persaudaraan sekalian ngetoddlersit adiknya.


8. Calm.. calm and keep your sanity

Diaz tumpahin teh ke mana-mana? Laburin mie ke kepalanya? Cranky pas ngantri mau ke peak selama sejam lebih hanya untuk naik tram dan begitu pula lagi pulangnya. Ada saat-saat di mana gua begitu rindu sama susnya.. terutama saat tangan gua sampai gemetaran gendongin dia ngantri mau ke Peak itu. Awalnya duduk manis di stroller, berhubung antrian jauh meliuk2, panas dan nyaris gak bergerak, si toddler cranky minta digendong. Habis itu juga meliuk2 gak betah narik kita keluar dari antrian setelah antrian lumayan deket.

Yang penting adalah jangan sampai emosi. Selalu ingat ini adalah liburan yang mana harusnya fun, jadi gua sebisa mungkin keep calm, gak ngomel yang gak perlu-perlu ( tingkat pengomelan berbanding terbalik dengan saat di rumah) dan yang penting gua selalu mendahulukan anak-anak ketimbang orang lain. Apa maksudnya?

Kadang gua lihat kan ortu gak enakan, takut bayinya atau toddlernya mengganggu orang lain kalau sampai nangis atau rewel ngantuk. Gua sih memang berusaha menenangkan Diaz tapi kalau dia masih rewel2 dikit ya biarin aja, didekap sebentar juga tidur ketimbang gua hush hush suruh diam malah nangisnya tambah heboh. Terus kadang kan dia minta jalan, gua sih bawa ke samping kiri jadi gak ganggu orang yang jalannya cepat. Tapi ada aja lho yang galak even sama toddler, stroller yang gua dorong pelan2 dia dorong gak sabar, terus ada tante-tante galak yang melototin Diaz yang menghalangi jalannya. Kalau untuk itu gua pilih egois dan mentingin anak:) Pura2 gak lihat dan gak ngerti aja. Toh itu jarang banget kejadiannya, biasanya oom oom muka masam disenyumin Diaz aja gak kuasa untuk gak senyum balik.

Kalau ditanya repot gak bawa toddler? So pasti, bahkan lebih repot daripada bawa dia saat baby 5 bulan yang kerjaannya minum dan tidur. Tapi gua gak nyesel lho, meski mungkin dia gak ngerti sepenuhnya yang pasti dia terlibat dalam family fun bersama kita dan ortu gua.

Happy Toddler

21 comments:

Leony said...

Wah senangnya jadi Dokter ya, banyak adventurenya kesana kemari. So far gue belum bawa Abby adventure tanpa Susnya nih. Will do it soon hehe. Dan bener yg elu bilang Bu Dok, bawa anak yang udah bisa jalan dan ngegeratak itu... minta ampyuuunnn. The good thing is, anaknya doyan makan, apa aja dilahap. Jadi gue ada keyakinan ga gitu rempong ksh dia makan. Hehe. Schedule? Liburan ya mana bisa schedule.

Anonymous said...

Gw ngakak nih pas liat foto Diaz kasih jari telunjuk terus dikasih dua jari sama si anak cewe. Haha.
Si Raka juga gitu tuh hobinya nunjuk. Apa-apa ditunjuk. Bingung apa yang ada di kepalanya. Diaz umur berapa sih btw? Kayanya ga beda jauh sama Raka.

Arman said...

kalo mau pergi2 ama anak kecil itu udah paling takut kalo anaknya sakit dah. hahaha.

gua inget pas th 2009 kita balik indo, seminggu sebelumnya si andrew sampe udah gua liburin sekolah. daripada ntar ketularan temen2nya yang sakit secara sekolah kan banyak virus ya. huahaha

Yulia said...

Aku setujuh sama kamuhhh haha tapi nyali gw belum kuat buat bawa jauh-jauh, minimal hongkong aja dah... thanks ya bu dokter haha

Anonymous said...

tips yang bagus el.
emang kalo bawa anak kecil kita kudu byk kompromi sana sini hehe

Anonymous said...

nice tips ci.. salam kenal yah :)
lucu Diaz di mall bisa ajak kenalan little girl, udah pinter liat yg bening2 yah haahaha
semangat travellingnya :P

Journal Mommy Yenny said...

Ah, keren semua tips nya...hehehe...:)
Gue dan hubby juga sempet debat soal stroller, tapi emang bener kepake banget sih
soalnya kalo di sini kan kita naik turun mobil ya..kaga berasa banget kalo gendongin anak lama2 juga berat hehehe:)

Mamana Clo said...

waktu mau bawa bocah2 ke jp, gw kasih vaksin flu buat jaga2 dan seminggu sebelom berangkat dikasih immunomodulator hehheee..

Yang gw masih bingung, gimana caranya ya kalo mau backpacing-an? kan ga ada checked baggage. Soalnya kalo pergi2 gw juga bawa satu container obat2an lengkap.

Makanan juga jadi masalah kalo pergi2 lantaran clo2 banyak alergi ga bisa sembarang makan. Ntar lagi gw mau pergi tanpa checked baggage, percobaan.. hahhaa...

Felicia said...

Emang yang penting kepentingan anak dulu ya El, mereka bisa nyaman dan hepi. Kalo obat emang mesti bawa yah, gw juga bawa semua kemarin waktu ke indo.

Selvi said...

diaz selalu hepi yah, jadi ikutan hepi kalo anak senang yah.

memang yang paling penting jaga kesehatan dan sedia obat selalu, jangankan obat buat anak, gua aja selalu bawa obat dalam tas (obat pusing, pilek, diare, batuk, alergi, maag. komplit).

kalo soal makan, anak-anak kadang susah makannya. jadi kita selalu makan duluan trus bungkus buat anak-anak, dan nga lupa sedia cemilan dan roti dan susu uht.

kalo stroller, gua demen bawa stroller tapi franky suka males padahal lumayan bisa buat taruh tas / hasil syopingan yah.

ditunggu postingan selanjutnya pulau samosir

AiPy said...

Wahh.. Keren nih tips nya :D Apalagi soal yang mengutamakan anak dulu.. Jempol deh.. Banyakan ortu lebih milih galakin anaknya krn sungkan..

Anonymous said...

Wahh...thanks tips nya nih El. berguna banget buat gue yang super parno

Anonymous said...

hahha angkut stroller naik temple memang berkesan yah, untung gw pas bawa yg ringan kl nggak kaga kuat gw bawa naik turun tangga...

kapan nih DD jalan2 lagi ke Eropa gitu agak jauhan ....

Once in a Lifetime said...

@ Leony : Kalau dalam negeri dan tidak keberatan bayarin tiket sus sih memang enak bawa sus huahaha.. ke Surabaya juga gua masih bela-belain bawa karena gua mau seminar kasian hubby. Tapi anak tuh emang kalau ada sus lebih manja. Kalau gua lihat misalnya pergi sama kita doang baik Diaz maupun Denzel lebih behave dari biasanya (mungkin sadar mamanya galak huahaha).

Nah, kalau makannya pinter kayak Abby udah paling enak tuh, ayo berangkat! Soalnya pas Denzel mogok makan di Lombok udah deh hilang semua mood liburan dan hampir aja gua mutusin pulang esokannya.

@ Dina : Oh ya? Sama tuh suka tunjuk-tunjuk.. Gak semua anak, soalnya Denzel dulu nggak deh. Pernah tuh Diaz masuk nyelonong ke resto nunjuk2 tante yang lagi makan, langsung ditanya anaknya laper ya? *malu* Padahal mah hobi doang, mungkin salah satu cara berkomunikasi secara belum bs ngomong. Diaz waktu ke HK kemarin 17 bulan sekarang sih udah 19 bulan:)

Once in a Lifetime said...

@ Arman : Wah, elo lebih parnoan dari gua huaha sampai diliburin segala, tapi emang sih apalagi elo long flight begitu kasian banget kalau sampai anaknya sakit. Kalau masih preschool sih bisa diliburin tapi kalau udah SD dan ujian mulu susah deh wkwk.. belom lagi liburan aja udah bolos pula bisa2 anaknya dikeluarin ntar:P

@ Yulia : Yul, emang gak perlu jauh-jauh. Sebenarnya anaknya asal ke tempat yang ada mainnya udah seneng kok, ini mah nafsu emak bapaknya yang tukang travelling:p

@ Limmy : Bener Lim, harus banyak kompromi.. Thanks ya

Once in a Lifetime said...

@ Clarissa : Salam kenal juga. Iya nih masih kecil udah pinter nyari yang kiyut2 haha..

@ Yenny : Kepake bener, even si Denzel aja bisa tepar di stroller waktu ke Jepang dulu. Jadi multifungsi buat 2 anak.

@ Xiao Yan : persiapan elo mantap juga:) Kalau gak checked baggage gua belum sanggup deh, berarti kan bagasi harus seringkes mungkin. Baju anak2 aja udah nyita tempat dan volume. Trs obat-obat syrup kalau banyak takutnya jadi masalah juga.

Once in a Lifetime said...

@ Felicia : Iya Fel, kadang harus ngorbanin keinginan kita untuk ngeliat ini ngejar sana. Kalau kondisi anak tidak memungkinkan pasti kita ngalah. Terus ya harus sediain waktu untuk nemenin mereka main di tempat main anak2.

@ Selvi : Gak selalu sih Sel, tapi mayoritas happy. Dia cuma rewel kalau lapar haus dan ngantuk, sisanya masih bisa dibujuk dan dibercandain biar gak bete.Iya tuh harus sedia camilan karena bisa tahu2 lagi ngantri di mana atau lagi di perjalanan ribut lapar dan haus. Stroller kalau di jalanan datar alias gak harus turun naik tangga kepakai bener. Tas Diaz yang segambreng juga gantung di sono jadi kita gak pegal hehe..

@ Aipy : Iya, ada yang malu kalau anaknya nangis/rewel/main dsb karena takut dianggap gak becus ngurusin anak. Gua banyak belajar juga dari para turis terutama di Europe. Mereka cukup percaya anaknya sehingga kalau main atau berkeliaran selama tidak mengganggu orang lain akan dibiarin dan gua lihat anaknya malah tidak neko2, tidak caper dan mandiri. Anaknya bahagia tidak terkekang, ortunya juga tidak kewalahan.

Once in a Lifetime said...

@ Tia : Haha.. parno sedikit boleh deh, tapi jangan banyak-banyak ya,ntar anak-anak gak dapat pengalaman berharga even sebenarnya kesempatan itu ada.

@ Felicia : Hehe elo juga angkut stroller di Penang ya? Emang kalau udah lagi begitu nyesel2 deh gak beli yang ringan. Kalau ke Europe kayaknya nunggu umur di atas 10. Kasian mereka long flight belum jet lagnya. Lain soal kalau ke sana minimal 1 bulan tempat saudara/ pulkam boleh sih, tapi biasa kalau ke Europe kan gua cuma seminggu-10 hari terus karena waktu singkat langsung adventure.

mamie_funky said...

iya sih keliatannya repot banget ya el...tapi kan yang penting enjoy ajaaa....nanti juga kalo anak2 udah gede dan pergi bareng temennya, kita pasti jealous dan kepengen pergi bareng mereka seperti saat mereka masih kecil...hiks

Once in a Lifetime said...

Iya beneeeer, dulu pas SMP pun gua udah lebih suka pergi sama temen hiks hiks apalagi anak cowok ya.

Anonymous said...

wahh sayang gw baca tips2 ini telat yaa! kmren ini pas gw ke jakarta, yg gede sakit sehari sebelom berangkat, yg kecil ketularan sakit di hari pertama kita nyampe jakarta. Wahh liburan jadi serbasalah, mau jalan2 takut anak tamba parah kondisinya..
Salah gw sih gw ga prepare apa2 menjelang berangkat soal kesehatannya, kayanya anak2 ketularan anak laen di playground restoran yg kita datengin 2 hari sblom berangkat. Nyesel deh tau gitu anak2 di ati2 bener yah sblm liburan

Post a Comment