Tuesday, September 27, 2011

Art, History and Beauty


Lanjut lagi jalan-jalan ke Dresden:) Gua gak akan cerita panjang lebar sejarah kota maupun masing-masing bangunan karena udah gua tulis secapek2nya buat Intis**** (kepedean dimuat). Tapi kalau foto2, pasti banyakan dong gua taroh di sini hehe.. Intinya kota ini hampir hancur lebur dibom oleh sekutu pas PDII dan tahu sendiri pemerintahan Jerman Timur mana punya duit buat bangunnya kembali. Ada sih sebagaian kecil dibangun lagi tapi biasanya bangunan2 vital spt gedung pemerintahan dsb.

Nah setelah reunifikasi barulah Dresden dibangun kembali semirip2nya dengan bangunan tempo doeloe sebelum dibom, bahkan kalau ada dinding/pilar yang masih bisa dipakai akan dipasang kembali. Karena emang penghasil batu kapur maka bangunan di sini umumnya dibangun dengan batu tersebut. Karena mengandung banyak besi so mudah menjadi kehitam2an alias berkesan tua padahal sebagian sih bangunan baru.

Kota ini relatif kecil. Empat hari bisa dibilang gua kelilingi semua dari ujung ke ujung, mulai dari tempat yang wisatawannya bejubel sampai tempat yang sepi... Angkutan umum nyaman dan bersih tp gak ada subway di sini karena dataran batu kapur yang keras so gak bisa digali terowongan. Adanya bus, boat dan tram doang.

Yang pertama dan the most beautiful of all .... Zwinger yaitu istana dan halamannya yang bagusss banget. Dibangun tahun 1710. Konon pesta2 raja dan bangsawan tempo dulu diadakan di sini. Pesta outdoor pertama di Eropa dan ramai diperbincangkan.



Foto kanan bawah dari collage di atas itu diambil di depan air terjun Nymphenbad yang terkenal (Bath of the Nymphs). Kelihatan gak ada nymphs (wujud wanita) yang lagi mandi dan diawasi oleh banyak makhluk jadi2an.

Royal Crown (salah satu pintu masuk). Sayangnya lagi direnovasi.



Berikutnya ada Church of Our Lady (Frauenkirche). Gereja Kristen Protestan ini juga sangat unik karena dibangun sendiri oleh penduduknya tanpa bantuan Kaisar Augustus saat itu yang berkuasa. Ceritanya si Kaisar yang agnostik pura2 beralih memeluk agama Katholik biar diangkat jadi raja Polandia. Setelah hancur oleh bom dari pesawat Inggris, tahun 1993 Inggris malah membantu membangun kembali gereja ini sebagai tanda perdamaian. Ratu Elizabeth sendiri memberikan salibnya dengan acara seremonial!


Emang di depan gereja inilah tempat orang berdemonstrasi /orasi dsb. Kebetulan pas kita di sana ada demo Green Peace tentang reaktor nuklir. Fyi Dresden memiliki salah satu reaktor nuklir tercanggih di dunia. Percaya nggak, pas di tram kita malah kenalan sama salah satu insinyurnya yang berasal dari Yogyakarta!!

Demonya bener2 damai tentram, malah kita2 dibagiin sticker spt ini dan balon warna-warni terus banyakan bawa anak2:) Apa artinya Schluss! Ada yang tahu? Gua buta bahasa Jerman soalnya:(

Polisinya juga tenang2 aja.

Lanjut lagi jalan ke Cosel Palace /Coselpalais. Tadinya ini adalah istana yang didirikan Count Cosel aka putra Kaisar Augustus untuk selir. Tapi sekarang jadi restoran yang konon terenak di Dresden :).

Coselpalais

Makanannya sumpah, enak bener!! Panteslah di Tripadvisor dapat puja puji. Belom lagi dessertnya aneka kue coklat dan kue2 lainnya. Anehnya orang di Eropa jarang kelihatan makan lho di restoran umum. Paling mereka pesan wine dan dessert kue2 itu. Terus mereka kongkow2 lama sambil menikmati suasana. Yang gua perhatiin pesen makanan cuma kita dan beberapa orang Amerika yang juga makan dengan lahap haha... Btw hotdog itu bukan beli di resto ini tapi dipinggir jalan! Asli enak banget sosisnya. Gua yang bukan pecinta sosis aja beli beberapa kali selama di sana.


to be continued.....
Stay tune berikutnya ada foto yang hanya boleh dikonsumsi orang dewasa ^-*

11 comments:

Pitshu said...

lagi2 klo g bisa ke negara2 eropa dll g pasti pengen cobain kentang na wakakaka :) secara indo ama sing aja rasa kentang na lain ^^
*menunggu posting lanjutan*

Arman said...

ngiler el ngeliat poto2nya... ya bangunan2nya, dan makanannya!!!
gua juga penggemar sosis!! pasti di eropa sosisnya enak2 banget ya.. di sini sosis gak ada yang enak. :P

yang kiri bawah itu makanan apa el? steak? keliatannya yummy tuh...

Leony said...

Kalau nanti dimuat di majalah I itu, tulung di scan ya bu Dokter :)

Gue suka sausage yang European style gitu, gak gak pakai banyak filler, yang digigit masih garing, dan brasa pengasapan dagingnya, gak lenyap kayak sosis Indonesia yg kebanyakan filler. Di Jakarta ada jg sih El, tapi MAHAL!! Padahal dulu kalo lagi Brat Festival, kita bisa beli Bratwurst cuma sedolar satu :(...

khatsa said...

seruuu...seruuu el...gw suka banget ama kota2 yang banyak historical placesnya, n makanannya doonggg...hehehee... wah, seru banget ya backpackeran bareng hubby. Smoga impian gw backpacker-an stlah hubby selesai pendidikan, sgra terwujud juga...amiin...

ga sabar nunggu terusannya...

Anonymous said...

wah seru banget..jadi ikut ngerasain jalan2 ke Eropa, kapan ya bisa kesana?? *ngelamun*

kmrn itu gue mau komen di postingan sebelom ini tp eror mulu, untung yg ini bisa komen :)

Unknown said...

kerennn,... Eropa emang menang di arsitekturnya ya...juga art dan history nya... ngilerrr

Pinkbuble said...

Aku tetep duduk manis nunggu postingan selanjutnya...

Once in a Lifetime said...

@ Pitshu : Wah elo pecinta kentang ya, Pit. Emang rasanya kayaknya beda sih *lupa2ingat* Maklum gua fokus ke dagingnya haha..

@ Sosisnya bener2 orgasmic food. Apalagi sosis di Indo,gua nyaris gak pernah makan. Yang kiri bawah itu daging pork cincang dengan saus jamur. Yang kanan steak ikan.

@ Leony: Gua bukan pecinta sosis sih, Le. Yang pasti sosis di Indo jarang makannya karena ada bau ttt ya? Padahal kalau kata hubby di ranch market gitu ada yang enak juga.

Once in a Lifetime said...

@ Katrin : Iya, elo kan demen banget travelling ya. Haha buruan daftar dulu ama hubby biar diajak:)

@ Debby : Pasti ada saatnya, Deb. Gua 3 thn yang lalu juga gak kebayang bisa jalan2 begini:P

@ Bebek : Iya,... makanya gak bisa buru2 ikut tour. Wong baru lihat satu tempat, dikasih waktu foto 5 mnt trs jalan lagi, gak puas banget pastinya. Selama gua duduk di taman Zeinger itu, udah bersliweran kira2 sepuluh lebih grup tour yang cuma diksh waktu sebentar2.

Anonymous said...

Keren banget El. Asli ngiler, liat foto jalan2nya. Biasanya mereka ngomong Inggris ga El atau bahasa tertentu? Soalnya setau gua ga semua negara Eropa terbuka untuk ngomong Inggris.

Once in a Lifetime said...

@ Linda : Emang mayoritas bisanya bahasa Jerman, tp yang generasi muda bisa juga kok, jadi gak masalah.

Post a Comment