Sunday, October 19, 2008

Mommy's Pride


Pernah nggak terlibat atau terjebak dalam diskusi para ‘mommy’? Terutama yang saling membandingkan prestasi anak masing-masing. Mungkin karena mamaku jarang mau memuji kami, aku pun tidak terbiasa membanggakan Denzel. Padahal dulu aku sering complaint ke mama, kalau tante dan teman-temannya udah ngebragging ttg anak masing-masing paling mamaku tersenyum-senyum simpul. Bahkan setelah mendapat ranking untuk pertama kali dan terakhir kali, mamaku menganggap hal itu biasa-biasa aja. Waktu aku tanya boleh nggak piagamnya dipigura (Karena mamaku pasti gak akan cerita aku berharap tamu yang datang bisa ngeliat sendiri.. Ck..ck masih SD udah haus pujian) ternyata jawabannya tidak perlu.Aku ngerti banget kalau para mommy memang seneng banget cerita hal-hal yang baru dipelajari bayinya atau bila anak mereka melakukan hal-hal yang cerdas dan menggemaskan. Tapi aku pernah greget banget waktu ketemu seorang mommy yang maksa aku mengakui kejeniusan bayi 2 bulannya yang sudah bisa manggil mama, papa, mau susu dsb dengan pronounciation yang tepat.“Oh ya memang kadang bayi bisa babling seperti ada artinya ya? Tapi itu bukan bahasa karena mereka belum mengerti.”“Nggak kok. Bayi saya setiap lihat saya langsung manggil mama,, mama.. susu”Busyet, mungkin bayinya termasuk bayi ajaib dan perlu masuk dalam Guiness Book of Records.Berbekal rasa antipati terhadap ‘kenorakan’, aku malah jadi berhati-hati kalau ada yang menanyakan keadaan Denzel, karena kalau sekali sudah mulai aku juga kebablasan. Contohnya pernah memutar video bayi Denzel lagi goyang-goyang kepala ngikutin irama di handphone untuk medrep2 yang lagi ngebahas musik untuk bayi.So bayangin nih, saat kemarin di CitraLand lagi ada pameran sebuah fotostudio. Karena Denzel pernah difoto di sana, akupun tertarik untuk mendaftar satu sesi pemotretan lagi. Tiba-tiba mataku tertumpuk pada banner besar yang berisi beberapa foto bayi yang montok dan lucu. Eh ada foto Denzel yang lagi tertawa dan dizoom dengan ukuran paling besar. Langsung aku dengan noraknya berteriak-teriak kpd mbak penjaga pameran. “Eh, mbak, Itu kan foto anak saya.” Mbaknya masih bingung dan tidak mau mengakui, mungkin karena sudah tanpa izin memasang foto. Aku dengan ngotot sampai akhirnya keinget foto yang sama ada di dompet dan aku tunjukkan. Alhasil pemilik foto studio mengakui dan memberi bonus untuk paket yang aku ambil. Beberapa pasangan yang sedang mengambil paket foto tersenyum-senyum simpul melihat seneng dan bangganya aku. Padahal dipikir-pikir belum jadi bintang iklan atau menang lomba foto. Norak ya? Tapi akibat kenorakanku sekarang aku mau lebih sabar terhadap ‘Perkumpulan Mommy’ aku juga berjanji tidak menjudge mereka norak tapi menerimanya sebagai Mommy’s pride…

No comments:

Post a Comment