Monday, July 12, 2010

Window to the Outside World

Lanjut ke hari berikut, kali ini full day tour ke Shenzen. Sekitar 30 tahun yang lalu Shenzen masih merupakan kampung nelayan dan petani yang miskin, namun oleh kebijaksanaan Deng Xiao Ping yang merubahnya menjadi salah satu Special Economic Zone beserta beberapa kota kecil lainnya. Akhirnya Shenzenlah yang menjadi kota yang paling pesat pertumbuhannya baik secara ekonomi, landskap maupun jumlah penduduknya. Bayangkan dari penduduk asli yang hanya 350.000 orang pada tahun 1980 menjadi 4 juta pada tahun 2000. Kemudian selama 10 tahun jumlah itu membengkak menjadi 12 juta pada tahun 2010. Separuh lebih jumlah penduduk Shenzen berusia kurang dari 30 tahun dan mayoritas wanita. Mereka sebenarnya adalah penduduk dari berbagai daerah Cina Selatan yang tergiur untuk mencari pekerjaan di Shenzen. Oleh Cina, Shenzen merupakan bukti keberhasilan reformis dan jendela untuk berinteraksi dengan dunia luar, dari situlah ia mendapat nickname 'Window to the Outside World'.

Meskipun dibandingkan kota lainnya di Cina, Shenzen sudah dikategorikan cukup rapi dan bersih namun oleh banyak pihak dicemooh sebagai imitasi dari HK belaka. Beberapa aspek landscape kota dan keamanan tidak terjaga dengan baik, terbukti dengan keamanan yang masih rawan ketimbang HK. Uniknya di Shenzen banyak sekali milyuner alias OKB muda. Kata tourguide HK kalau dulu di Macau maupun berbagai kota di Cina dia bangga mengaku sebagai orang HK. Kalau sekarang malah pengennya mengaku sebagai orang Shenzen aja, soalnya dijamin pelayanan lebih memuaskan karena dianggap OKB tsb:)

Kita berangkat naik bus ke Shenzen yang ternyata cukup repot ya, awalnya mendarat dulu di bangunan imigrasi HK, selesai itu baru naik bus lagi ke imigrasi Cina, mana jalan kakinya ngga deket2 amat dan lagi hujan deras pula. Visa yang dipakai adalah visa rombongan jadinya semua nama yang telah terdaftar pergi harus pulang sebagai rombongan, kalau aja ada yang tertinggal 1 berarti seluruh rombongan juga gak boleh balik ke HK oleh sebab itu kita diwanti2 agar jangan nyasar karena akan merepotkan yang lain.

Lucunya nama kita yang berupa abjad itu ternyata sulit lho buat mereka! Mungkin kayak kita membaca huruf Mandarin hihi... jadinya pas di imigrasi itu antrian panjaaang dan laaaamaaa. Mana dari rombongan bis sebelah ada seorang bapak yang tidak lolos karena namanya di paspor berbeda dengan yang di kertas visa gabungan. Gara2nya pas mendaftar travel dengan paspor lama, trs beliao ganti paspor dengan nama yang memakai middlename 'BIN'. Terus berikutnya jatuh korban contohnya namanya Kustiyah (bukan nama sebenarnya-red) di visa jadi Kustiah. Untungnya kedua korban ini adalah suami istri jadi mereka tidak terlalu masalah ditinggal bus tapi tetap ditemenin tourguide sih, hanya nanti mereka nyusul kita pake taxi.

Gua sendiri nyaris ketangkep pula masalahnya terbalik ama Ibu Kustiah, nama gua di paspor ditambah satu huruf Y. Gua sadarnya pas udah di depan petugas informasi dan gua lihat di kertas itu (biarpun baca terbalik jauh lebih canggih dan cepat daripada yang dia eja dgn lambrate). Kayaknya petugasnya kebingungan dieja berkali-kali lho satu persatu abjad sementara gua udah keringat dingin sambil deg2an. Belom lagi tourguide dari Jakarta, cewek yang ceriwis sibuk memberi petuah2 pake bahasa Indonesia ke peserta rombongan yang lagi ngantri di belakang gua. " Ingat ya, bapak-ibu, pasang tampang galak karena petugasnya reseh2. Jangan lemes2, pelototin aja biar takut dan kita bs cepet lewat!!!" Jieeee, enak aja ente ngomong, kalau lancar iya kali, kalau bermasalah kayak gua jangan2 gua malah disangka teroris dan diinterogasi ke kamar khusus:P

Jadinya sodara2, pas dia sambil kebingungan dan akhirnya hitung2 tuh huruf, ya pasti jelas jumlahnya beda wong aslinya 13 huruf, di kertas 14, dia sempet ngelirik gua sekilas langsung gua kasih senyum manis pake gula aren campur gula pasir, biarin shock hiperglikemik tuh! Hu..hu entah dia udah puyeng apa emang senyum gua begitu mempesona, langsung dia mencap paspor sambil senyum balik sekilas. Sampai di bus gua ngadu ke tour guide dan dia ikutan lega, katanya pas balik gak masalah lagi. Pfffff..... leganya...

Acara hari itu dibalik2 karena masih hujan jadinya kita ke toko wajib pemerintah dulu Handicraft Outlet. Di sana kita diajarkan cara membedakan giok (jade) asli dengan palsu kemudian mulailah yang lain heboh belanja. Kali ini gua juga silap mata dan akhirnya beli pajangan jade yang bentuknya kapal naga. Padahal kan gua juga udah pernah bilang tuh, sebenarnya gak suka ada pajang2an. Harganya sih gak mahal2 amat dibawah 500K kalau gak salah karena dibuat dari giok muda. Cuma minta ampun repotnya, udah besar dan berat, gak bs masuk bagasi dan terpaksa handcarry.

Perhiasan jadenya sih bagus2, harganya juga lebih bagus lagi karena ada sertifikat keaslian. Gak demen perhiasan jadinya gua cuma cuci mata. Lama lho di sini, masak 3 jam sampe gua mati gaya dan pegel2 krn gak ada bangku. Meski udah komplein2 ke tourguide katanya tungtar tungtar (tunggu entar lagi) karena masih ada yang transaksi. Yah, kalau dia gak tegesin semuanya jg jadinya belanja2 lagi.

Jam 13 baru melaju ke restoran, gua udah laper banget. Kali ini kita ke restoran seafood Indonesia. Pemiliknya orang Indonesia yang sudah lama hijrah ke sini, pelayannya pake batik kayak pramugari Garuda:) Tapi jangan pikir ada rendang atau balado, namanya doang tp banyakan seafood. Tapi untuk rasa enak juga ternyata.


Habis itu dengan sedihnya masih harus ke toko wajib pemerintah yang menjual obat-obat ramuan China. Kayaknya rombongan kita mungkin rombongan yang paling susah dibujuk belanja2 di sini deh secara semuanya dirasionalkan ke ilmu medis kedokteran Barat. Gua sendiri gak skeptis sih tapi gak yang percaya banget juga, kalau untuk suplemen sih ok, tp kalau udah sakit berat terus hanya mengandalkan herbal ya pasti gak maulah.

Tukang obatnya bener2 pinter jualan obat. Pertama dia bisa bahasa Indonesia termasuk asisten2nya. Terus dia bilang pusat itu adalah tempat Presiden Cina berobat dan kita semua sungguh beruntung karena pusat itu akan tutup keesokan harinya lantaran Presiden akan berobat. Lebih beruntung lagi profesor yang akan mengobati presiden sudah tiba dari Beijing hari ini dan siap memeriksa kita semua. Iseng2 gua ajakin hubby ketemu prof itu yang langsung ditolak mentah2. Tapi gua gigih menarik tangannya sambil tunjuk tangan bersama beberapa orang lainnya saat ditanya siapa yang mau konsultasi.

Hubby udah sungkan banget karena dia tahu gak bakalan beli obat2an jadinya gak enak hati merepotkan prof. Ternyata profnya buanyak. Jadi ada kali 8-10 kamar praktek yang masing2 diisi oleh seorang tabib yang dipanggil prof oleh asistennya. Brarti profnya ada 10 kah? Dia nggak pegang nadi tapi cukup melihat telapak tangan dan muka. Hubby didiagnosa punya level kholesterol yang sangat mengkhawatirkan tingginya( Kadar kolesterol hubby terakhir check up 130) terus gua didiagnosa mempunyai ggn lambung (kalau ini rada benar meski jarang2 kambuh juga). Setelah itu kita dihimbau untuk membeli rumput cacing (tung chung chau). Gua udah tahu soal rumput ini soalnya tante hubby tahun lalu beli seharga 20 jeti!

Dan emang bener ya mahal, tadinya gua pikir sebotol kalau cuma 300an yuan apa beli aja, anggap suplemen. Setelah tanya lagi malunya, itu harga 1 gram segitu!! Isinya aja 100 g lebih berarti 30 jutaan donk *melet2* Setelah melihat muka gua yang shock dia bergegas menjelaskan itu kalau tung chung chau yang murni, kalau kapsulan jauh lebih murah. Mungkin 500an rb sebotol kapsul.

Ini hanya pendapat pribadi gua ya, nggak bermaksud mendiskreditkan obat herbal manapun. Gua percaya kok ada yang betul2 berkhasiat dan akhirnya malah dipakai sebagai obat pilihan di seluruh dunia, contohnya kina untuk malaria, terus belakangan plasmin utk pasien stroke juga berasal dari obat Cina (cacing). Tapi kalau yang belom banyak penelitiannya gua belom kepengen nyoba juga.

Di sini juga lama karena ada beberapa orang yang setelah diagnosa tertarik membeli. Akhirnya jam 4 baru beranjak ke Window of the World untuk melihat miniatur2 bangunan di dunia. Tapi beda dengan Madurodam yang bangunannya kecil2 banget, miniatur disini lumayan gede meski gak segede TMII. Kalau jalan kaki santai mungkin perlu waktu 1-2 jam kali ya, habis pasti pengen lihat2 dan foto2 dulu. Karena waktu terbatas (gitu lagi gitu lagi), jadinya kita semua kudu naik kereta api yang hanya berhenti di tiga tempat untuk foto2 kalau gak salah di castle Jerman, air terjun niagara dan Piramid Mesir. Itu fotonya ada yang gua ambil sembari kereta bergerak, untungnya lumayan jelas ya.


Dengan total waktu kurleb 30 menit sudah termasuk antrian ke toilet dan tunggu menunggu, kita menuju China Folk Culture Village melihat pertunjukan kesenian dan kebudayaan berbagai etnis di Cina yang bagus banget. Sayangnya karena waktu terbatas kita cuma lihat pertunjukan indoor (itupun telat 15 menit), padahal yang bagus2 adalah pertunjukan outdoornya. Tour V, yakni tour satunya sempet lho nonton outdoornya sbg kompensasi setelah peserta komplein karena mereka telat parah utk pertunjukan indoor (telat 45 menit dan hanya nonton 15 menit), rasa2nya juga pasti nyangkut di tempat jade dan obat tadi.


Kita dinner di sana juga dan setelah itu menuju Lowu Market, semacam Mangdunya Shenzen. Karena hanya diberi waktu sejam sampai jam 21.30, gua jadinya bingung dan hanya belanja sedikit. Habis baru aja pemanasan udah ditarik hubby takut yang lain pada nunggu. Barangnya ada yang bagus ada yang jelek, harga juga sesuai kualitas. Contoh tas LV, Gucci yang KW1 (persis asli dan katanya emang pabrik aslinya jg di Shenzen dibandrol 1000an yuan. Kalau KW2,3,4 ya ada juga yang murah2 sekitar 100-200 yuan. Belanja di sini agak menyeramkan menurut gua. Jadi kalau kita udah tanya harga terus nggak jadi, mereka marah2 sambil tangan kita ditarik gak boleh pergi. Katanya gak boleh sombong dan setidaknya harus nawar dulu. Dan yang penting nawarnya jangan pake malu2, paling sedikit sepertiganya aja. Gua aja lantaran dia maksa harus nawar, akhirnya nawar seperlimanya dan dikasih!! Alasannya karena gua bs Mandarin jadi dia jual rugi, beeeuh! Beneran gak cukup waktu sejam di sana, pasti nyesel2 nggak puas karena Lowu ini besar dan bertingkat. Gua aja baru ngitar 1 lantai hiks hiks.

Teman gua beli iphone, tebak berapa? 400 yuan (560 rb rupiah) sodara2. Gua tadinya pikir 4000 yuan bahkan. Tapi ya ada harga ada rupa, kata tourguide kemudian itu hanya bs muat beberapa lagu, gak bisa aplikasi iphone beneran, tp bs sih buat telpon. Casingnya mirip banget cuma ya layarnya ngga sensitif harus ditekan kuat2, terus warna layar kurang maksimal. Si tourguide Jakarta borong 20 biji, katanya pesanan orang2 di Jakarta ha..ha..

Jam 22 kita pun meninggalkan Shenzen kembali ke HK melalui imigrasi yang panjang antriannya. Syukurlah petugas imigrasi yang menemukan kesalahan nama gua hanya mencoret kertas tsb, tidak dipersulit. Nyaris jam 24 sewaktu kita nyampe di hotel, rontok2 deh tubuh ini.

PS. Besokannya baru dapat kabar bahwa tour V kehilangan seorang peserta tur. Jadi ceritanya mereka juga hanya dapat jatah waktu belanja sejam. Namun ditunggu2 kolega itu gak muncul2 di meeting point. Sampai jam23.30 dan semua toko sudah tutup tetap tidak ketemu dan semuanya udah khawatir banget dia diculikkah? dimutilasi? Pokoknya udah pada mikir yang serem2. Terus karena visa gabungan semuanya sebanyak 2 bus itu kudu nunggu juga. Sialnya si ibu tersebut gak bs ditelpon jg karena hpnya baru kecebur ke wastafel dan rusak paginya. Bener2 siyal kuadrat gak sih? Sampai jam 2 dini hari barulah dpt kabar dari petugas imigrasi bahwa ada 1 ibu2 yang berkeras mau lewat ke HK sendirian tapi gak punya visa (kertas visa dipegang guide). Ternyata saking nafsunya belanja, dia gak perhatiin meeting point yang ditunjuk guide. Akhirnya setelah toko2 pada tutup baru dia sadar udah sejam telat dan merasa pasti sudah ditinggal. Kemudian dia naik taksi ke perbatasan dan ditipu alias dibawa muter2 sampai 700 yuan (980rb). Untunglah akhirnya ditemukan polisi dan diantar ke imigrasi. Pihak imigrasi yang menghubungi tourguide lokal. Antara kasian, kesal dan lega begitulah reaksi teman2 gua di tur V. Jadi emang harus ingat kalau pergi sama rombongan harus mawas diri dan gak boleh egois karena akan menyengsarakan nasib banyak orang. Akhir cerita mereka sampai di hotel nyaris jam 4 dini hari.

20 comments:

Anonymous said...

di hongkong itu emang pada ga ngerti inggris ya El, dulu suami gue kesana juga bingung banget, dia kan ga bs mandarin, jd pake bahasa tarzan deh hehehheheheh

Once in a Lifetime said...

HK sih masih mending Deb, yang muda2 dan pekerja kantoran rata2 bisa. Kalau Shenzen sih boro2, udah gak bisa trs lebih galak2. Emang kalau udah ketemu yang gak bisa pake aja bahasa Tarzan deh atau kalau nawar ya ketik2 kalkulator:)

Mamana Clo said...

Gw pernah terpikir untuk naik bis ke shenzhen.. nyoba2 aja karena biasanya selalu naik MTR.. ternyata repot yah? ga mau nyoba deh kalo gitu hehheee...

Ruginya ikut tour harus mengunjungi toko wajib itu yahh..
Nyampe di windows of the world-nya sore banget el.. banyak yg cuma dilewatin doang yah? Trus masuk Folk Culture Village cuma nonton 1 pertunjukan? hehhe.. rugi bayar tiket masuknya tuh.. tapi mungkin pihak tour juga dapet harga super murah kali yaa..

Anonymous said...

Lis, masalah anggota rombongan ngilang bikin gw jadi geli lagi deh... Waktu jalan bareng se-keluarga ke China, cie2 gw itu musuh nomor 1 rombongan tour. Saban acara bebas shopping, dia pasti ngilang en lupa waktu jadinya rombongan kudu nungguin dia balik. Keluarga gw selalu nunggu sambil mesem2 malu berat. Terus waktu di shanghai sampe nunggu lebih dari se-jam loh... Yang gempor ya gw ama koko gw sibuk keliling mall nyariin dia. Cihu gw sih dah ngumpet di bis gak mau nyari bininya, katanya dah senep en malu berat ama rombongan laen.... Hahhahaha...

Padahal ya saban shopping, kami dah wanti2 kudu ada 1 orang yg nemenin cie2 gw biar gak lupa waktu lagi tapi buntut2nya yang nemenin dia juga jadi ikut2an lupa waktu. Hahhahahha..

Beneran deh, kalo gak inget dia itu cie2 kandung gw, pasti bakalan gw timpuk pake sepatu deh... :D

Pitshu said...

nyokap waktu tour china juga begitu ada aja ibu2 yang bandel, tapi ga sampe nyusahin banyak orang sih! biasanya yang bandel diawasin ama tour guide tour na :) hihihi~

Journal Mommy Yenny said...

kayanya orang tertentu doank misal kerja office gitu baru ngerti inggris kali ya...
waduh, tu iphone maksudnya casing doank? emang canggih yeh

Arman said...

gua pernah ke senzhen juga el. dan cuma pergi ke tempat belanja nya itu doang yang kayak mangga dua. tapi gua lupa lho namanya apa. itu yang deket stasiun kereta kan ya?

soalnya waktu itu kita dari HK, sok pede aja main ke senzhen sendiri. jadinya gak berani kemana2 cuma ke tempat shoppingnya doang. huahahaha. kaco... :P

gua inget emang bikin visanya lama aje dah. tapi waktu itu sih gak ada masalah apa2.

tapi senzhen rame banget ya. ampun dah orang mulu dimana2. hahaha. yang gua inget banget tuh begitu gua keluar dari stasiun, kan kita bingung ya mau kemana. trus tadinya kita udah jalan ke kanan, sambil bingung2, trus mau balik arah ke kiri, eh ama polisinya gak boleh lho. katanya kalo udah ke kanan ya ke kanan aja, gak boleh balik arah! mampus gak... huahahahhaa... aneh banget... :P

emang gede sih itu tempat belanjanya. kita kelilingan seluruh lantai karena emang kita seharian disono doang tapi akhirnya gua kagak beli apa2 juga... :P bener2 wasting time. cuma buat dapet stempel china aja di passport. hahahaha.

Veny said...

Kl petugas imigrasi Shzn emang rada rese , emang mrk ada sentimen ama org2 Indo . ha22
trus windows of the world g juga perna kesana pas pertama kali ke shnz .
kalo ke shzn skrg g cuman ke LOwu market aja , belanja muter2 dr siang ampe mlm .
emang musti brani tawar n muka tembok kl diomelin .
jgn perna beli electronic disana boong smua n kwalitas ga bgs . g udah kapok
naek kreta KCR yg dr Htl Royal Plz lbh enak jalannya ke shzn , imigrasinya juga langsung .
g naek bus cuman sekali yah wkt pertama kali kesono .

Once in a Lifetime said...

@ Xiao Yan : Malah gua belom pernah naik MRT, pengen ah laen kali kalo ke sana sendiri. Iya di window of the world asal lewat karena naik train doang kan?

Emang rugi, kata nyokap jg bagus yang outdoor hiks hiks, biasa karcis dapat harga rombongan sih.

@ Yenny : Ha..ha.. cie-cie elo shopaholic banget ya? kalau begitu jangan ikut tour deh, biar bisa puassss belanjanya trs suaminya gak perlu ngumpet2 lagi hihi..

@ Pitshu : Harusnya ya, tp rombongan kan tll banyak orang 80an, bingung dia harus ngawasi yang mana secara sebenarnya semua doyan belanja. Belom lagi ada yang disorientasi arah berat sampai dalam hotel aja dia bisa hilang. Ternyata nyasar ke mal sebelah dan gak tahu jalan balik, gmn coba ditungguin orang 1 bis.

Once in a Lifetime said...

@ Yenny : Emang casingnya asli kali, Yen soalnya pabrik apple kan emang di Cina cuma jeroannya yang abal2 he..he..

@ Arman : Berani juga ya elo dan Ester. Tapi kalau gak doyan belanja sih sayang kalau cuma ke Lowu. Pentas seni itu bagus lho menurut gua padahal gua aja belom liat outdoornya he..he..

Emang di sono rame banget orgnya ya, makanya elo gak boleh balik arah sembarang, takut nabrak2 kali hi..hi.. udah kayak mobil aja kan, kalau mau lambat jlnnya jg dianjurkan jalan di sebelah kiri biar ada yang bs mendahului.

@ Veny : Gua deg2an lho takut disambit tas hihi.. habis mereka kan awalnya ngomong manis "liang mei begini liang mei begono" begitu kita gak interested langsung keluar cakar dan taring.

Once in a Lifetime said...
This comment has been removed by the author.
Cyntha said...

wah seru juga yah....ga enak yah kalo ikut tour gitu, jd kyk kejar2an waktu, ga bisa santai :) gw bayangin tuh ibu yg ilang kasian banget, doh kalo itu gw pegimane yeee...gw bisu tuli deh disono ga ngerti bahsanya samsek :)

Arman said...

gua perginya bukan ama esther kok... hehe

Pucca said...

itulah gak enak enaknya tour ya, ke tempat jualan wajib aja lama, ke tempat wisata cepetnya minta ampun..

dulu gua juga gitu ke tempat wisata yang bagus di korea gunung2 gitu.. waktunya cuma sejam, gak ada yang mau naek ke puncak kan, tapi gua penasaran akhirnya gua kebut naek ke atas ama temen2 gua, gilaaaa capeknya udah kek mo pingsan baru sampe foto bentar udah harus turun lagi, sampe bawah kita tepar semua hehehe..

giliran ke tempat jual ginseng aja.. beeeh lamanya padahal gua kagak beli cuma nunggu ampe bete hehe..

dan gua juga pernah ditungguin orang 1 bus selama 1 jam haha.. gara2 kendala bahasa gua kira jam set.10 ternyata jam set.9 kumpulnya hehe..

Anonymous said...

Gw malah jadi terkesan sama profesi tour guide, Mbak. Berarti tour guide tuh sabar banget yak coz dia pengalaman ngadepin turis-turis bengal yang nggak peduli waktu itu.

Tapi setelah gw baca cerita Mbak Elisa tadi, gw jadi mikir bahwa toko herbal itu ngebosenin banget. Kita kan nggak akan beli obat herbal itu, harus ya kita ke toko itu kalo ke Shenzen? Ada nggak sih biro perjalanan yang turnya nggak mewajibkan toko herbal itu?

kartika said...

asik juga ya jln2 ke china...btw kalo di resto, piring2 msih dilempar2 ga pas mrk nyuguhin kita?

Once in a Lifetime said...

@ Cyntha : Gak bisa santai, pagi2 di morning call sampai gua mau cabut telpon hotelnya tapi kagak bisa.
Kasian campur kesel kata teman2 gua, hbs udah tahu dia gak bs bahasa Mandarin samsek tp gak mau jalan bareng yang lain.

@ Arman : Pantes kok bs seharian gak dpt apa2, kalau cewek gua rasa pasti dapet deh apa itu tas, baju etc. Kalau gak beli kok rasanya rugi he..he..

@ Viol : Oh, sama aja toh,ginseng kan mahal jadinya komisinya gede buat tour guidenya:p Hoho.. kita kalau telat dikasih applaus lho tapi malu hati sendiri hiks hiks. Dulu gua ama nyokap ke Europe ikut tour Singapore jadi banyakan pesertanya orang Malaysia dan Singapore. Mereka suka ngejek kita berenam (dari Indonesia) karena suka gak sharp/on time, trs kita dihina2 katanya mgkn kita belom terbiasa krn jarang keluar negri *sebeeelll*

@ Vicky : Emang sabar2 tuh padahal mrk sering diomelin peserta, trs krn banyak orang banyak pula maunya, kayak waktu kita udah telat ke kongres gara2 nungguin 1 orang dokter. Guidenya mutusin utk ninggalin, eh dia diomel2in ama teman dokter tsb. Giliran dia mau nunggu, yang lain langsung ngambek takut telat, serba salah kan?

Toko jade dan herbal kayaknya wajib deh baik kita ikut tour manapun. Kata guidenya itu udah peraturan pemerintah utk memajukan budaya dan sumber alam mereka:P

Once in a Lifetime said...

@ Kartika : Nggak kok, sopan2 he..he.. Mungkin emang dibawanya ke restoran yang sudah diajar manner baru:)

khatsa said...

pas kapan ke daerah hangzhou/shanghai, gw juga diajak ke toko obat yg andalan dia kayak balm gitu. Balm ini bisa buat macem2, salah satunya kalo misal kebakar, langsung aja dioles itu, ga lama langsung kering. Yang serem, yang bikin demo itu kayak tante-tante gitu, pake jas rapi, nah dia ini dengan sengaja nyentuh besi panas (berupa rantai baja yang sebelumnya dibakar dulu di depan kita-kita).
Orangnya sampe kesakitan (kentara dari mukanya). Trus dioles balm itu. Stlah itu dia ngejelasin obat2 laen. Trus, pas akhir penjelasannya, ditunjukin letak tangannya yang kebakar, n emang udah kering. Jadinya kita beli 1-1 balm itu hehehehehe. Tapi kita semua kesiyan banget ama yg kerja di toko itu, keknya nyari uang sampai ngorbanin kulit gitu...(pan meski kering, masih ada bekas2nya)

Once in a Lifetime said...

@ Khatsa : Kalau yang balsem itu emang terkenal, sampai masuk kompas segala. Tapi seperti elo bilang seampuh2nya pasti ada kerusakan jaringan, kasian amat ya ibu2 yang demo. Jangan2 gajinya jg kecil:(

Post a Comment