Sunday, April 24, 2011

Vienna... Lanjut

Vienna mungkin kurang familiar di telinga kita, habis dulu sekolah kan diajarin nama ibukota Austria itu Wina. Penduduk lokal kadang menamainya Wien. Penduduknya cuma 1,7 juta, dikit banget ya dibanding dengan Jakarta. Makanya gua jarang nemuin macet di sana, agak padat dikit pada jam2 berangkat kerja dan pulang kerja udah disebut traffic jam ama mereka. Di kota ini juga ada beberapa kantor pusat internasional semisal PBB dan OPEC.

Vienna terletak di timur Austria, berbatasan dengan negara Ceko, Slovakia dan Hungaria. Sejak negara-negara komunis satu persatu runtuh, banyak arus migrasi pekerja dari negara-negara tetangga ini. Bagaimana tidak? Contohnya saja supir bus yang mengantar kami selama tour di sana adalah orang Slovakia. Dilihat sepintas maupun berpintas-pintas oleh gua yang bukan orang sana, yah gak ada bedanya sama sekali hehe.. apalagi mereka juga fasih berbahasa Jerman. Tapi katanya kalau tinggal lamaan dikit kita bisa melihat beda dari dialek, bahasa tubuh dan gaya berbusana.

Mereka termasuk supir kita ini rela dibayar jauh lebih murah. Sebagai contoh gaji dasar warga Austria sebagai supir tour bus adalah 3000 Euro/bulan, setelah itu baru dibayar tipsnya 2 Euro/orang anggota rombongan/hari. Kalau orang Ceko, Slovakia dll cukup puas dibayar 1000 Euro/bulan. So, mereka sangat mengandalkan tips. Untunglah supir kita baik, meski rombongan kecil dan cuma 15 orang, ia tidak bersungut-sungut dan tetap ramah. Padahal jauh lebih untung misalnya dia bawa rombongan 50-60 orang, toh capeknya sama kan.

Cerita dikit soal transportasi, kalau masuk high way tidak ada gardu tol lho, jadi ada sistem sensor yang akan memotong pulsa dari suatu alat yang dipasang di depan bus/mobil. Pulsanya sistem pra bayar jadi kalau mau pergi2 silahkan isi pulsa dulu deh. Terus aturan berkendaraan sangat ketat. Supir hanya diperbolehkan menyetir selama 8 jam. Tiap 4 jam harus berhenti istirahat 15 menit. Bus hanya beroperasi 12 jam, jadinya kalau kita berangkat dari hotel jam8 pagi, jam 8 malam sudah harus tiba. Haish, ini agak repot pas kita keluar kota.

Semua orang sangat taat dengan aturan ini, karena kalau ketangkap bisa2 SIMnya dicabut yang mana bikinnya sangat mahal, gua lupa tapi jumlahnya bisa berbulan2 gaji mereka. Terus bisa dong diam2 kalau nggak ketahuan. Ternyata kalau sekali di stop polisi, mereka bisa ngambil data dari bus (serupa flash disc) yang memuat data berapa jam beroperasi, berapa jam sekali beristirahat dan berapa lama istirahatnya, berapa kecepatan selama seminggu terakhir. Canggih kan?? Untuk pemilik bus juga tidak takut bus diselewengkan supir nakal karena tercatat pemakain bensin dengan jumlah kilometer.

Sekarang lanjut ke tempat2 sightseing yang gua kunjungi:
4. Stephanplatz
Ini semacam alun2nya Vienna. Letaknya dekat Opera House dan dinamai berdasarkan Stephandom, yaitu katedral di Vienna yang terkenal karena termasuk gereja yang memiliki menara tertinggi di dunia.

Saking tingginya cuma bisa foto sebagian dari katedral, padahal sudah adegan jongkok2 segala

Jalan-jalan di Stephanplatz ini ditutup untuk kendaraan so kita bisa jalan-jalan dengan nyaman sambil window shopping. Selain merek-merek fashion terkenal dunia, ada dua oulet Swarovski, kristal asal Austria.


Daerah ini sih lumayan ramai meski sudah agak malam, tp yah kebanyakan toko tetap tutup jam 6-7 malam, cuma kan banyak yang jalan kaki jadi mendinglah suasananya. Pas malam-malam kita ke sana, ada demonstrasi orang-orang Kurdi, ada yang ngamen dengan berbagai instrumen musik juga.

Sekitar sana yang masih bisa dikunjungi adalah Albertina museum (museum seni lukis), monument against war and fascism dan tak ketinggalan Opera House.

Searah jarum jam : salah satu cabang jalan di Stephanplatz ; Opera House; monument against war and fascism; heroes monument

5. Seegrotte
Bekas pertambangan kapur/gypsum ini milik swasta lho. Tahun 1912 banjir besar membuat tambang ini terendam air bah dan terbentuklah danau bawah yang merupakan danau serupa terbesar di dunia. Saat Hitler berkuasa, tempat ini dijadikan tempat pembuatan industri senjata oleh 2000 tahanan perang. Sedikit banyak ada miripnya dengan gua Jepang di Bukit Tinggi, tapi suasananya jauh lebih seram ini. Soalnya lorong menuju danau panjang banget, ada kali 1 km lebih, terus atapnya pendek jadi buat yang klaustrofobia mending jangan masuk. Anginnya juga dingin sekali sampai menembus jaket tebal yang gua pakai dan terasa ngilu sampai tulang.

Searah jarum jam : Peta lokasi sebelum masuk ke gua;
Gua yang sempit dan panjang;
Kapel (selain kapel untuk beribadat juga ada bagian gua yang luas untuk berpesta
)
Sisa perkakas perang;


Setelah sampai ke danau kita naik boat dari fiber mengelilingi goa2 di sekitar sana ditemani seorang guide yang bercerita tentang sejarah gua. Sebenarnya dengan lampu2, musik dan air yang sangat jernih dengan dasar putih (tp karena kandungan kapur tll tinggi tidak ada makhluk hidupnya) suasana terasa romantis ya? Tapi alih-alih gua tetap berasa seram hehe...
Karena suasana danau yang temaram, foto yang gua ambil kurang bagus so ini foto yang gua download dari eurotravelling.net

Dan dari flickr :


6. Parndorf
Sebenarnya malas gua posting soal tempat ini karena dia telah mencuri sehari waktukuuuu. Jadi ceritanya ada satu hari free, ada sih acara opening ceremony tapi kita sepakat skip karena toh kongres belom dimulai, lebih baik buat jalan2, tul gak? Nah, tour guide kita nawarin pakai bus buat ke Parndorf karena dia tahu orang Indonesia hobi ---eh, ralat-- gila belanja. Jadi Parndorf ini semacam outlet merek-merek terkenal spt Gucci, Aigner, Vuitton, Polo, Salamander, Guess, Esprit, Mango etc etc.

Gua sih gak keberatan ke sana, tp kalau sehari penuh?? sedih gak sih hiks hiks, diam2 gua membujuk rayu yang laen buat ke Salzburg, kota yang menjadi impian untuk didatangi sejak gua nonton film Sound of Music. Tapi gak ada yang mau, ada yang ragu-ragu tp gak berani kalau harus jalan sendiri.

Dengan agak esmosi, gua mutusin rencana jalan lagi sendiri dong. Dengan gagah perkasa pergi tanya2 ke resepsionis, akhirnya lunglai kembali duduk ama rombongan sambil nutup muka *malu*. Selain harga tiket kereta yang mahal (pulang pergi sejuta lebih), kalau naik kereta 5 jam sekali jalan. Kalau naik mobil lebih cepat ternyata bisa cuma 3 jam. Sedih teramat sedih, karena cuaca juga dinginnya aujubile, keberanian gua juga surut. Pengecut banget ya hiks hiks, sampai sekarang gua masih marah ama diri sendiri.

Dengan hati berat gua ke Parndorf dengan sedikit sisa semangat, siapa tahu ada diskon2 pelipur lara. Dan sodara-sodara, di sono gak ada yang namanya sale2 whatever, apa cuma budaya kita ya? Semua harga adalah harga asli, yang mahalnya menurut teman2 yang hafal harga, ternyata lebih mahal dari Jakarta!! Belom lagi baju-bajunya yang masih untuk winter, jaket2 tebal, panjang sekitar 3-5 jutaan, boot juga jangan kira murah, sekitar 2-5 jutaan. So what' s the point? Teman gua beli kaos polo lengan panjang yang dikira 39 Euro, ternyata salah label dan harganya 70 Euro, tp karena dia tidak enak hati tetap beli. Sebuah sweater seharga 875 rb? Kayaknya dengan merek yang sama di Jakarta gak sampai separuhnya? betul gak ?

Akhirnya sambil nemenin teman2 yang belanja heboh barang-barang bermerek (menurut mereka yang penting model ini belom ada di Jakarta dan pastinya belom ditiru), gua cuma makan es krim dan waffle.

Satu hal tentang orang Eropa yang gua lihat selama di Vienna, mereka sangat chic and fashionable, even wanita setengah baya sampai yang sudah nenek lho. Perawakan gadis-gadis di sana rata-rata cantik, langsing tinggi, memakai boot dan long coat dengan syal senada. Menurut tour guide beda dengan orang Amrik yang cenderung casual dalam berpakaian.


7. Austria Center
Tempat kongres yang ternyata sebelahan dengan kantor PBB. Tapi jauh dari bayangan gua gedung PBB yang ramai dan hiruk pikuk, kayaknya gedung United Nations ini adem ayem aja hehe.. mungkin di dalamnya sibuk kali ya?

8. View from the bus.
Kalau di itenary setiap travel selalu ada kata-kata mengunjungi/melewati, contohnya di itenary gua : mengunjungi/melewati Schonbrunn Palace, Hofburg, balai kota, Danube river bla bla bla.. So gak heran, ada tempat yang benar-benar hanya dilewati bahkan tanpa kesempatan untuk turun berfoto ria. Sorry agak kabur, difoto dari bus yang bergerak.

Searah jarum jam :
1. Jembatan yang menghubungkan kota Vienna kuno dengan baru/modern dipisahkan oleh sungai Danube. Tiap hari lewat karena tempat kongres ada di sebrang sana.
2. Balai kota yang baru selesai tahun lalu, kelihatan kuno karena gaya bangunannya aja.
3. The Blue Danube di kala malam. Danube ini sungai terpanjang di Eropa setelah Volga, mengairi 10 negara.rater : the eye of Vienna alias bianglala raksasa
4. Giant ferris wheel (the eye of Vienna) : bianglala raksasa kota Vienna berada di Prater amusement park

Selain itu ada beberapa yang ditunjuk oleh local guide dan gak keburu gua foto spt Hofburg Palace, Secession hall (atapnya terdiri dari daun-daun emas), pasar tradisional dan lain lain.

9. Wiskul
Jangan berharap banyak karena dalam tour ini sering banget makan di Chinese restaurant hiks..hiks.. Gua sempat mau pesen steak dan cukiok ala Wien additional yang akan gua bayar sendiri tapi karena waktu tak jadi juga:(

Einstein Cafe di balai kota. Nasinya gak enak sama sekali, trs daging ayamnya alot

Wiener Wald. Ikannya enak, dessertnya semacam raspberry pudding juga lezat.

Kue apel yang lezat ditaburi kacang-kacangan:)

Sekian tour di kota Vienna dan sekitarnya, nantikan cerita gua di Hungary.

PS :

Denzel itu nama sebuah showroom besar dekat airport Vienna, sayangnya gak keburu gua foto:( Sebagai gantinya gua nemu beberapa mobil yang mungkin dibeli di sana dan dipasangi label "Denzel". Pas banget ama hobi dan obsesi si bocah ha..ha..

12 comments:

Leony said...

Jadi inget! Sopir gue waktu itu nyasar. Dia nyetir jadi lebih dari 8 jam. Jam 11 malem baru sampe perbatasan Swiss, lalu bus gue digeledah, udah kayak nyimpen teroris aja. Habis gitu, sopir gue gak diperbolehkan menyetir. Akhirnya guide gue, bikin SIM Internasional ditempat, dan dia nyetir itu bus!!! Dang! Akhirnya jam 12-an malem, nyampe di Swiss.... Dinner yg mestinya makan steak, jadi makan sandwich doang gara2 sopir kita nyasar pas di Austria. OON!!!

Pitshu said...

Vienna g sering denger, ada di bacaan saat Tri Hari Suci menyambut paskah hahaha :) tapi sekarang baru liat photo2 na hahahaha ^^

Angel said...

selama disana u kalo jalan2 naik bus ato disedian mobil, el?
Seegrotte=> serem banget ini lorongnya :p keliatan dari fotonya hahaha. pesta kok di dalem gua. ckckck. ada2 aja :))

Arman said...

wah iya sayang ya gak jadi ke tempat the sound of music...
tapi tetep keren2 semua tempat2nya el...

yang naik perahu dalem gua itu juga keren ya. tapi kalo asli nya gelap ya serem juga sih ya. huahahaha.

Anonymous said...

Keren banget El. Yang naik boat lewat goa bagus banget. Lu seru juga yah, pergi conference sekalian jalan2, hehehe. Gua suka travelling juga lho, nambah wawasan.

Veny said...

sayang sekali ga ke Salzberg yah El ? tp mahal bgt tiketnya ,ga ada yg mau nemenin pula ya ?

Journal Mommy Yenny said...

aaaahhh..sayang banget lo gak sempet makan cukiok nya..
pemandangannya emang bagus banget ya :)

Pinkbuble said...

Bu, orang2 disana feature mukanya ayu2 ga?

Once in a Lifetime said...

@ Leony : Yang benaaar? Untung tour guide elo canggih, nyetir bus kan susah. Emang guide gua cerita banyak supir yang asal2an, ada yang gak tahu jalan, ada yang mata duitan, ada yang ngancam2 gak mau ke tempat tertentu kalau gak dibayar lebih terutama supir dari Italia Selatan. Ha..ha.. melayang dong steaknya:P Coba laen kali jalan sendiri deh, Le. Beda pasti sensasinya.

@ Pitshu : Oh, ada ya bacaannya? tentang apa Pit? Gua bukan Katolik soalnya.

@ Angels : disediain bus travel, Gel. Seram2 indah, ada beberapa anggota tour yang gak mau masuk sih, tp menurut gua kalau udah sampai sana ya harus dilihat, kalau gak penasaran haha..



2

Once in a Lifetime said...

@ Arman : Tahu nggak, gua baru find out pas nyari foto buat blog ini bahwa ada 3 turis yang meninggal saat boatnya tenggelam. Huhu.. untung tahunya sesudah bukan sebelom pergi.

@ Linda : Iya, nambah wawasan apalagi entah perasaan gua sendiri atau kenyataan, pas sekolah dulu kok gak diajarin tentang sejarah2 dunia ya? tahunya cuma hafalan kapan perang2 doang, tul gak sih?

@ Veny : Tahu begitu emang extend sendiri, Ven, nambah hotel semalam di sana:(

Once in a Lifetime said...

@ Yenny : Iya cukiok katanya panggang 1 jam, kan gua gak enak ama rombongan hiks hiks.

@ Elrica : hai, lagi honeymoom kan el? ada yang ayu2, gua suka yang struktur mukanya kecil. Ada juga yang khas skandinavia, tulangnya gede2.

Pitshu said...

@Pitshu : ada cuma g lupa, nanti g coba liat di buku Misa Triharisuci wakakaka ^^
karena sempet terpikir ama g, klo nama Vienna buat anak cewe bagus juga yah ^^

Post a Comment